Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada
yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [Al Baqarah 255]
Penggalan ayat Al-Qur’an diatas menjelaskan sebagian
Kebesaran Allah SWT. Masih banyak yang lain. Yuk, kita pelajari beberapa bukti
Maha Besarnya ALLAH SWT.
Allah
berfirman :
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا
يُؤْمِنُونَ
Artinya
: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya' : 30)
Ingat
kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, bahwa satu titik tunggal berisi
seluruh materi alam semesta. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga
menyebabkan materi-materi yang dikandungnya terpisah dan dalam rangkaian
peristiwa tersebut, tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
✏
Relativitas Waktu
Relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah oleh Albert
Einstein ditahun-tahun awal abad ke-20. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan
oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan
fakta ini sebelumnya. Tapi ada perkecualian, Al Qur'an yang mulai diturunkan
pada tahun 610 M, telah berisi informasi tentang relativitas waktu.
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara
berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat
sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?'
Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak
tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya
mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)
✏
Ka’bah sebagai Pusat Bumi.
Firman ALLAH SWT :
‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya
kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk
(negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di
sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang
lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Astronout Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah
pusat dari Planet Bumi. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan
perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata :
“Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang
menggantungnya ???”
Para Astronot telah menemukan
bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi. Setelah melakukan
penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah,
tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat
infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto
planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Oleh sebab itu lah ketika
kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di charged ulang oleh
suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara
ilmiah.
Prof. Hussain Kamel, menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Mekah
adalah pusat bumi. Beliau meneliti cara untuk menentukan arah kiblat di
kota-kota besar di dunia. Dengan menarik garis-garis pada peta, lalu ia
mengamati dengan saksama posisi ketujuh benua terhadap Mekah dan jarak
masing-masing. Dan terbukti Mekah sebagai pusat bumi.
Selain penemuan diatas, masih banyak lagi bukti bahwa Mekah berada
pada tengah-tengah bumi, maka Kota Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya
dijadikan rujukan waktu dunia.
✏
Terbelahnya Bulan
Allah Azza wa Jala yang berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ
الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ
وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ
جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ
بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُر
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika
mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling
dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendustakan
(Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada
ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang
di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang
sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS
Al-Qamar 54] : 1-5)
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu
bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah SAW memperlihatkan kepada
mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan
terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu.
Ada beberapa foto yang menunjukkan garis yang seakan membelah bulan. Ilmuwan
menyebutnya sebagai RILLE atau RIMA. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal
muasal kejadiannya.
✏
Sidik Jari
Setiap orang memiliki pola sidik jari yang khas untuk diri mereka
masing-masing. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari
mereka. Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia
disebutkan:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulangbelulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung
jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Tetapi, keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19.
Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa.
Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak
menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti
penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
✏ Subhanallah, begitu Maha
Besarnya ALLAH SWT. Semoga penjelasan diatas dapat menambah rasa cinta kita
kepada ALLAH SWT. Amin!!!
0 comments:
Post a Comment