Seperti
hari sebelumnya, hari ini aku pergi ke tempat itu lagi, taman disamping rumahku
setelah taruh tas di atas tempat tidur, tanpa ganti baju, aku tidur diatas
rumput Inggris yang tumbuh subur dan terasa senyaman ranjang ku sambil usil
melempar kerikil. Kupandang langit, imajinasiku berjalan lagi setelah kemarin
kulihat awan bertuliskan Allah dan berbentuk wajah sahabatku, hari ini kuharap
aku melihat hal unik lain. Tak terasa bayangan itu muncul lagi, wajah orang tuaku,
membayangkan mereka terlalu sulit bagiku. Terutama ibuku yang mungkin sekarang
melihatku dari tempat yang sangat jauh.
“Ibumu sekarang jadi bintang yang paling
terang.”, setidaknya itulah kata-kata penghibur dari sahabatku,Tiara.
Kuperhatikan terus langit itu, betapa
bahagianya aku saat memandang wajah awan seperti ibuku. Ehm, aku merasa itu
sangat jelas, mungkin saja itu hanya halusinasi tapi halusinasi itu membuatku
terlalu bahagia. Aku merasakan ada
sesuatu yang dingin di pipiku. Oh, tak terasa itu kelenjar air mataku yang bekerja
lagi.